VISI
Taqwa, Unggul, dan Berbudaya (TANGGUL BUDAYA)
MISI
1. Menyelenggarakan Pendidikan Keagamaan Yang Berkualitas.
2. Menyelenggarakan Proses Pembelajaran Yang Aktif, Inovatif, Kreatif Dan Menyenangkan.
3. Menyelenggarakan Proses Pembelajaran Bahasa Mandarin Yang Aktif, Inovatif, Kreatif Dan Menyenangkan.
4. Mengembangkan Kecerdasan Spiritual, Intelektual Dan Emosional Secara Seimbang.
5. Menumbuhkan Budaya Tertib Dan Disiplin Pada Seluruh Komunitas Sekolah.
6. Membudayakan Sikap Kritis, Kreatif, Inovatif, Sportif Dan Konstruktif
7. Menerapkan Nilai-Nilai Budi Pekerti, Moral Dan Estetika dalam pembelajaran
8. Menumbuhkan semangat nasionalisme
9. Menyelenggarakan pembinaan khusus terhadap siswa berbakat
10. Meningkatkan Profesionalisme Tenaga Pendidik Dan Kependidikan.
11. Menyediakan tenaga pendidik dan kependidikan yang profesional dan proporsional
12. Menyelenggarakan manajemen peningkatan mutu berbasis sekolah yang akuntabel dan transparan
13. Menyediakan sarana dan prasarana yang lengkap dan berkualitas
14. Membangun jaringan dan kerjasama dengan berbagai komponen mesyarakat
15. Menciptakan lingkungan sekolah yang kondusif, bersih, aman dan nyaman
16. Meningkatkan penggunaan teknologi informasi dalam penyelenggaraan sekolah
TUJUAN
1. Menghasilkan lulusan yang beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa.
2. Nilai rata-rata ketuntasan belajar siswa kels X, XI, dan XII sebesar 72
3. Tingkat kelulusan siswa 99%, dengan nilai rata-rata 70
4. Menghasilkan lulusan yang dapat diterima diperguruan tinggi dalam dan luar negeri, baik melalui tes dan tanpa tes (PMDK)
5. Memiliki tim Olimpiade MIPA, Astronomi, Ekonomi dan Komputer secara berkesinambungan untuk menjadi juara dalam Olimpiade tingkat dunia.
6. Memiliki tim lomba karya ilmiah remaja (KIR) secara berkesinambungan dan menjadi juara dalam lomba tingkat nasional.
7. Memiliki tim debat bahasa Indonesia dan Bahasa Inggris yang berkesinambungan dan menjadi juara tingkat nasional.
8. Menghasilkan siswa yang mampu menjadi komunikator yang efektif dan efisien (dalam bagasa Indonesia dan bahasa asing)
9. Meningkatkan kemampuan siswa sebagai anggota masyarakat dalam mengadakan hubungan timbal balik dengan lingkungan sosial, budaya, dan alam sekitar.
Nama SMA Negeri 1 Purwokerto tidaklah asing terutama bagi masyarakat Banyumas dan sekitarnya. Orang tua akan bangga bila selepas SMP putra-putrinya diterima menjadi siswa di SMA Negeri 1 Purwokerto. Bahkan tidak sedikit pelajar dari luar kota yang ikut berlomba untuk menjadi siswa SMA Negeri 1 Purwokerto.
Tentunya SMA Negeri 1 Purwokerto memiliki sejarah yang cukup rumit. Pada waktu itu, setelah Belanda mengakui kemerdekaan RI, Desember 1949 tentara Belanda ditarik dari semua wilayah Indonesia. Kebutuhan akan sebuah sekolah menengah pun muncul kembali sebab para Tentara Anggota Pelajar dan Mobilisasi Pelajar (Mobpel) ingin kembali mengenyam bangku sekolah.
Atas prakarsa tokoh masyarakat, maka berdirilah sebuah Sekolah Menengah Atas di Purwokerto tepatnya tanggal 1 maret 1950. Sebuah Sekolah Lanjut Atas (SLA) pertama di kota, bahkan pertama di Karasidenan Banyumas. Dengan turunnya Surat Putusan Mentri PKK No.4791/b, tanggal 29 Juni 1950, sekolah ini pun dikukuhkan.
Pada Diktum pertama bagian pertama sub C ditetapkan bahwa : "Sekolah ini teroetama disediakan bagi peladjar-peladjar SMA yang telah menoenaikan kewadjiban berbakti kepada mereka sebagai anggota BRIGADE XVII dan mobilisasi peladjar dan memenoehi sjarat otentik oentoek diterima sebagai moerid SMA Negeri."
Berdirinya SMA Negeri 1 Purwokerto ini merupakan hasil dari perjuangan para tokoh masyarakat purwokerto yang menginginkan adanya suatu SMA guna menampung para pelajar pejuang yang kembali dari font. Para pendiri SMA negeri purwokerto itu terdiri dari berbagai lapisan masyarakat yang menghendaki adanya kemajuan pada bidang Pendidikan, antara lain, pemerintah, pengajar, wakil-wakil pelajar pejuang, dan staf komandan mobilisasi pelajar.
Dulunya SMA Negeri 1 Purwokerto dan SMA Negeri 2 Purwokerto merupakan sekolah yang sama, yaitu SMA Negeri 1 Purwokerto. Namun dipisahkan oleh pemerintah karena jumlah murid yang semakin banyak. Setelah dipisahkan, SMA Negeri 1 Purwokerto pun dipindahkan ke sebuah bangunan besar (gedung MULO bekas bangunan Belanda) yang terletak di Jalan Jendral Gatot Soebroto No.69.
Walaupun dipisahkan, kedua SMA ini tetap berjalan beriringan membentuk anak didik menjadi manusia berguna dan berbakti kepada nusa dan bangsa. Para pendidik dari kedua sekolah inipun harus melakukan kompetensi sehat dalam memajukan siswanya. Dan hasilnya, para alumni banyak yang menjadi orang yang berguna bagi nusa dan bangsa, bahkan banyak yang menggoreskan tinta emas dalam sejarah negeri ini.
izin copast San..... dela...
BalasHapusnggo awal my new blog...
thanks